Valentine's Day = Ritual Setan

Valentine's Day = Ritual Setan

Valentine's Day sesungguhnya tidak tepat jika diartikan sebagai "Hari kasih Sayang". Karena peristiwa yang terjadi berabad tahun silam, yg kini diperingati sebagai hari Valentine, berawal dari suatu peristiwa yang lebih tepat disebut sebagai pesta kemaksiatan (Making Love Party), ketimbang Pesta Kasih sayang. Peristiwa tersebut merupakan suatu ritual bagi bangsa Pagan Roma yang dinamakan Lupercalian Festival.

Dalam kepercayaan Pagan Roma, bulan Februari dianggap sebagai bulan penuh "cinta" (Love, bukan Affection) dan bulan kesuburan (masa birahi dan syahwat).
Lupercalian atau Lupercus sendiri merupakan nama Dewa Kesuburan (Dewa Pertanian dan Gembala), yg dipercayai berwujud seorang laki2 perkasa dan berpakaian setengah telanjang dgn hanya menutupi tubuhnya dengan kulit kambing. Mitologi mengenai Lupercus terkait erat dgn kisah Remus dan Romulus yg tinggal di bukit Palatine dan diyakini kisahnya mengawali pembangunan Kota Roma.

Selain Roma, kepercayaan Pagan Yunani Kuno juga meyakini bulan Februari tepatnya pertengahan Januari dan mencapai puncaknya pada pertengahan Februari merupakan bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada perkawinan suci Dewa Zeus dan Hera. Baik kepercayaan Pagan Roma maupun Pagan Yunani, keduanya meyakini bahwa Februari merupakan bulan penuh gairah dan syahwat.

Lupercalia Festival merupakan sebuah perayaan yang berlangsung pada tanggal 13 hingga 18 Februari, dimana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13 -14 Februari_, dipersembahkan utk Dewi Cinta bernama Juno Februata. Pada tanggal 13 nya, dipagi hari, pendeta tertinggi pagan Roma menghimpun para pemuda dan pemudi utk mendatangi kuil pemujaan. Mereka dipisah dlm dua barisan dan sama2 menghadap altar utama. Semua nama peempuan muda ditulis dlm lembaran2 kecil. Satu lembaran kecil hanya boleh berisi satu nama. Lembaran2 yg berisi nama2 perempuan muda itu lalu dimasukkan ke dalam wadah mirip kendi besar, atau ada juga yang menyebutnya di masukkan ke dalam wadah mirip botol besar.
Setelah itu, sang pendeta yg memimpin upacara mempersilahkan para pemuda maju satu persatu utk mengambil satu nama gadis yg telah berada di dalam wadah secara acak, hingga wadah tsb kosong. Setiap nama gadis yg terambil, maka sang empunya nama harus menjadi kekasih pemuda yg mengambilnya dan berkewajiban melayani segala yg diinginkan pemuda tsb selama setahun, sampai Lupercalian Festival tahun depan.

Tanpa ikatan pernikahan, mereka bebas berbuat apa saja. Dan malam pertama di hari itu, malam menjelang 14 Februari hingga malam menjelang 15 Februari, di seluruh kota, para pasangan baru itu merayakan apa yg kini terlanjur disebut sebagai Hari Kasih Sayang. Suatu Istilah yg benar2 keliru dan lebih tepat disebut sebagai "Making Love Day" alias malam Kemaksiatan.

Pada tanggal 15 Februari, setelah sehari penuh para pasangan baru itu mengumbar syahwatnya, mereka secara berpasang2an kembali mendatangi kuil pemujaan utk memanjatkan doa kpd Dewa Lupercalia agar dilindungi dari gangguan serigala dan roh jahat. Dalam upacara, pendeta Pagan Roma akan membawa dua ekor kambing dan seekor anjing yg kemudian disembelih diatas altar sbg peresembahan kpd Dewa Lupercalia atau Lupercus. Persembahan itu kemudian diikuti dengan ritual minum anggur.

Setelah itu para pemuda mengambil selembar kulit kambing yg sdh disediakan dan berlari di jalan2 kota sambil diikuti para gadis. Jalan2 kota Roma meriah oleh teriakan dan canda tawa para pemuda-pemudi., dimana yg perempuan berlomba2 mendapatkan sentuhan kulit kambing terbanyak dan yg pria berlomba2 menyentuh gadis sebanyak2nya.
Para perempuan Romawi Kuno di zaman itu sangat meyakini bahwa kulit kambing yg dipersembahkan kepada Dewa Lupercus tersebut memiliki daya magis yg luar biasa, yg mampu membuat mereka bertambah subur, bertambah muda, dan bertambah cantik.

Tradisi pemujaan terhadap keperkasaan dan kecantikanini, dan tentunya semua bermuara pada pendewaan terhadap syahwat, tidak menghilang saat Roma dijadikan pusat Gereja Barat oleh Kaisar Konstantin. Gereja malah melanggengkan ritual pesta syahwat ini dengan memberinya 'bungkus kekristenan', dengan mengganti nama-nama gadis dan para pemuda dengan nama-nama Paus atau Pastor atau orang suci seperti Santo atau Saint (laki2) atau Santa (perempuan).
Mereka yg melakukan ini adalah Kaisar Konstantin sebagai Paus pertama dan Paus Gregory I.
Bahkan pada tahun 496 M, Paus Gelasius I menjadikan Lupercalian Festival ini menjadi perayaan Gereja dengan memunculkan mitos tentang Santo Valentinus (Saint Valentine's) yg dikatakan meninggal pada 14 Februari

11 komentar

20 Juni 2012 pukul 19.32

tes

Reply
20 Juni 2012 pukul 19.32

tes

Reply
20 Juni 2012 pukul 19.33

http://mymoen.files.wordpress.com/2010/02/say-no-to-valentine-days2.gif

Reply
20 Juni 2012 pukul 19.44

http://static.republika.co.id/uploads/images/headline/menolak_valentines_day_110103001524.jpg

Reply
20 Juni 2012 pukul 19.45

http://www.zwani.com/graphics/antivalentines_day/images/1ihatevday.gif

Reply
20 Juni 2012 pukul 19.49

http://www.youtube.com/watch?v=ZDUp7-fRJ5A

Reply
20 Juni 2012 pukul 19.50

http://www.youtube.com/watch?v=H1ZiILI5SJ0

Reply
20 Juni 2012 pukul 19.54

http://ruanghati.com/wp-content/uploads/2011/02/valentineprotest.jpg

Reply
21 Juni 2012 pukul 06.34

hahaha narsis sekali hey, rohis facebook emang top

Reply
23 Juni 2012 pukul 06.24

http://www.youtube.com/watch?v=jeUFaC7N88A

Reply
23 Juni 2012 pukul 06.28

sekali2 narsis gpp.., asalkan jgn keseringan... :@v@:

Reply

Posting Komentar

Peraturan komeng:

1. Rohis Facebook emank Top
2. Rohis Facebook emank Top
3. Rohis Facebook emank Top
4. Rohis Facebook emank Top
5. Rohis Facebook emank Top